Sebuah Bom Rakitan Meledak di Kampus Kamerun, Bom Tersebut Melukai 11 Mahasiswa

Jakarta - Sebuah bom rakitan dilempar ke sebuah ruang kuliah di University of Buea, Kamerun, pada Rabu (10/11). Bom itu jatuh dari atap ruangan dan meledak di dalam ruang kelas.

 Insiden tersebut melukai 11 mahasiswa. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. "Satu laki-laki dan 10 perempuan terluka, semuanya berada dalam kondisi stabil,"ujar Wakil Rektor University of Buea, Horace Ngomo Manga, dikutip dari AFP.

Ia tidak menjelaskan lebih jauh soal bom rakitan tersebut maupun siapa yang diduga melemparkan alat peledak tersebut. Ledakan terjadi di Kota Buea, ibu kota dari wilayah Barat Daya Kamerun.

Kamerun adalah negara di bagian Afrika tengah, yang berbatasan langsung dengan Nigeria dan Chad.
Wilayah Barat Daya dan Barat Laut Kamerun dihuni oleh mayoritas penutur bahasa Inggris. Sedangkan sebagian besar wilayah Kamerun lainnya didominasi oleh penutur bahasa Prancis.

Keduanya-- kelompok penutur bahasa Inggris dan Prancis-- sudah lama berseteru. Warga penutur bahasa Inggris kerap merasa didiskriminasi oleh mayoritas penutur bahasa Prancis.

Kampanye untuk menolak diskriminasi tersebut berujung pada deklarasi kemerdekaan oleh para penutur bahasa Inggris. Deklarasi pada 1 Oktober 2017 itu memicu penindakan tegas oleh pasukan keamanan Kamerun.

Konflik tersebut menewaskan 3.500 jiwa dan memaksa 700.000 orang untuk mengungsi. Dalam beberapa bulan terakhir, kekerasan di negara ini pun juga dikabarkan kian meningkat.

PBB dan organisasi internasional berulang kali mengecam kekerasan dan tindak kejahatan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh kedua pihak. Belum ada klaim pertanggungjawaban atas serangan bom pada Rabu ini.

Tetapi, para separatis dilaporkan kerap menyerang sekolah atau universitas yang menurut mereka lebih memilih pendidikan bahasa Prancis. Kelompok separatis ini disebut tengah meningkatkan serangan terhadap pasukan bersenjata Kamerun dengan menggunakan bahan peledak rakitan sendiri.

Pada September lalu, pengadilan di Buea memvonis hukuman mati kepada empat pria, karena membunuh tujuh anak sekolah pada 2020. Tetapi, Human rights Watch menyebut persidangan tersebut palsu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polisi Memburu Seorang Pembunuh Ribuan Kucing di Korsel Dengan Cara Meracuni Selama 13 Tahun

Kedatangan Novel Baswedan Dan Keluarganya ke Bekasi, Mencoba Nasgor Buatan Eks Pegawai KPK

Karena Tidak Memenuhi Tindak Pidana, Akhirnya Kasus Mural 'Jokowi Not Found 404: Akhirnya Dihentikan